Pertumbuhan Determinisme Lingkungan: Friedr. Ratzel (1844-1904) dan E. Hutington (1876-1947)
Perkembangan geografi lanjut dalam abad ke-19 ada kaitannya dengan teori
evolusi juga. Dalam gagasan Darwin tentang
evolusi, kemudian adanya teori relasi manusia dengan mileunya,
agar ia dapat lestari hidup. Dengan begitu manusia dituntut untuk menyesuaikan cara hidupnya agar cocok dengan lingkungan tempat ia
tinggal.
Dengan
alasan tersebut geografi dijadikan studi tentang respons manusia terhadap
lingkungannya. Karena
itu, geografi memerlukan status sebagai ilmu terapan yang
dapat dimanfaatkan oleh para kolonisator yang dalam abad itu membuka benua-benua baru.
Friedrich
Ratzel
Dalam
bukunya yang berjudul Anthropogeographie, ditulisnya cara-cara
manusia
mengelompokkan diri di permukaan bumi, pengaruh dari lingkungan fisis serta migrasi, atas persebaran kelompok
manusia. Juga efek dari lingkungan alam atas para individu ataupun masyarakat,
seperti yang dari iklim sebagai faktor alami.
Dickinson dan Wanklyn menguraikan
gagasannya dalam bukunya berjudul Politische Geographie, menyatakan
bahwa dalam buku-buku Ratzel tidak dapat ditemukan label environmental
determinism, la hanya sekadar menunjukkan
bahwa manusia sebagai individu maupun masyarakat telah
ditundukkan oleh pengaruh lingkungan alamnya sehingga ia
menyesuaikan dirinya dengan itu. Di situ ia melukiskan
negara sebagai suatu organisme yang cenderung tumbuh dan berkem-bang biak di suatu wilayah; tetapi ia berusaha meluaskan dirinya apabila
itu dihalang-halangi oleh kondisi fisis atau organisme
yang merupakan tetangganya. Dari situ lalu muncul konsep tentang LebensraunQ yang menurut Ratzel adalah wilayah geografis sebagai sarana
organisme tadi untuk berkembang. la
melihat bahwa suatu negara cenderung
meluaskan atau menyempitkan Lebensraum-nya
sesuai dengan kekuatan-kekuatan
yang menekan organisme tadi. Dalam
makna itulah sebenar-nya secara politis Lebensraum netral, namun pihak Nazi memanfaatkannya di tahun 1930-an untuk membenar-kan
gerak-gerik politis negara Jerman; Lebensraum-nya terbatas meski penduduknya tergolong Herrenvolk fmasteer race).
Frederic Leplay (1806-1882) yang
dapat dianggap sebagai sosiolog Prancis pertama yang
yakin bahwa lingkungan fisis menentukan terciptanya tipe mata
pencarian manusia dan ini pada gilirannya akan menentukan bentuk organisasi
kemasyarakatannya. Karena itu formulanya berupa tempat-pekerjaan-keluarga (place-work-family).
Adapun Henri de Tourtville (1843-1903) dan Edmond Demolins (1852-1907) para murid Leplay, menyiarkan
ajaran tentang determinisme alam yang sederhana. Menurut Demolijns, stepa itu cocok untuk kuda; kuda dipakai
manusia untuk melaksanakan mobilitas demi terpeliharanya kontak antarkelompok
dan dengan demikian menjamin lestarinya
kesatuan kultural. Eksistensi stepa lalu
diyakini mampu menciptakan suatu way of life.
Ellen Churchill
Semple
Ellen Churchill Semple, dalam bukunya
berjudul Influences of geographical environment (1911), bahwa alam di gurun kering mendorong kepekaan manusianya pada wahyu keagamaan. Suhu yang begitu kering dan kekosongan
waktu tak menuntut kelana di sana untuk banyak bekerja; akal manusia terangsang untuk banyak bermeditasi
dan menyisihkan akal.
Buku Semple tersebut di atas diberi subjudul
yang bunyinya The basis of Ratzel's system of
Anthropogeo-graphie. Dalam bab pertama dikemukakan ini: "Manusia adalah produk dari permukaan bumi.
Semple dalam uraiannya tentang geografi agama, sampai
pada kesimpulan: "Di bentang-bentang alam yang monoton,
di situ lahirlah agama-agama yang monoistis; di situ Tuhan
diakui sebagai yang Maha Esa, Maha Satu tanpa rival, sama dengan posisi pasir
di gurun pasir dan rumput di stepa."
Sebenarnya ungkapan ini adalah pengembangan lanjut dari perumusan Ratzel
yang berbunyi:
"Apabila suatu ruang itu bersifat serba terbatas dan
berdiferensiasi sedikit, tipe-tipe fisik dan peradaban disitu akan bersifat monoton pula.
Adapun mengenai agama Budha, tulis Semple demikian: "Budha itu dilahirkan di wilayah pinggiran pegunungan
Himalaya dengan iklim panas yang lembab. Di sana manusia
berjuang terus melawan suasana yang mencekam kegiatannya serta
pengembangan pribadinya yang wajar. Oleh
sebab itulah, Budhisme kemudian mendambakan
suatu nirwana di mana berhenti segala penderitaan manusia secara pribadi.
Elsworth Huntington
Elsworth Huntington (1876-1947) juga amat dipengaruhi
Ratzel, khususnya yang menyangkut peranan;jklint|bagi
peradaban manusia. Ditulisnya buku The Pulse of the
Earth (1907) setelah melakukan perjalanan ke Asia Tengah (1903-1907). Di situ diuraikannya bahwa keagungan dan keruntuhan
peradaban di benua Eropa ada kaitannya dengan
sejarah iklimnya dari abad ke abad. Juga berlainannya kehidupan penduduk Kirgis di pegunungan dari penduduk di dataran Chanto yang rendah berlatar belakang kondisi iklimnya. Dalam buku yang diterbit-kannya kemudian,
yaitu Civilization and climate (1915),
Huntington menguraikan bahwa
peradaban dapat maju atau mundur lewat
respons manusia terhadap iklim.
Huntington yang
kemudian terkenal sebagai deter-minis iklim,
membelokkan gagasannya menjadi suatu teori tentang
tantangan peradaban-peradaban
yang besar tidak lahir dalam kondisi-kondisi yang
mudah, tetapi justru dalam kondisi yang sulit dan
berat.
Pemikiran-pemikiran dari Huntington tentang lahirnya peradaban ternyata kemudian dioper pula sebagian oleh
filsuf sejarah Inggris, Arnold Toynbee, meskipun dengan
perubahan sedikit. Menurut Toynbee, peradaban itu lahirnya tidak dalam kondisi
alam yang amat sulit atau amat mudah, tetapi yang sedang. Tentang hal ini geograf Spate
menulis beberapa artikel yang berjudul Toynbee and Huntington; a study in determinism dalam majalah Geographic Journal (1952). Peranan determinisme alam
dalam sejarah dan geografi sosial cukup penting, karena banyak membantu usaha para geograf untuk menelusur kausalitas di
belakang gejala-gejala alam dan sosial.
Naturedetereminism vs free will
Menurut para determinis dalam lingkungan geografi
kita
cukup mengenal lingkungan alam dengan baik untuk kemudian berusaha meramalkan perjalanan sejarah mendatang dari wilayah yang bersangkutan.
0 Response to "Pertumbuhan Determinisme Lingkungan: Friedr. Ratzel (1844-1904) dan E. Hutington (1876-1947)"
Post a Comment