SOSIOLOGI
KARAKTERISTIK
MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas sosial sebagai suatu proses yang berkesinambungan memiliki sejumlah karakteristik, di antaranya :
Mobilitas sosial sebagai suatu proses yang berkesinambungan memiliki sejumlah karakteristik, di antaranya :
1.
Mobilitas sosial dapat melibatkan
individu atau sekelompok individu dalam masyarakat. Gerakan perpindahan bisa saja
dilakukan secara individual, namun tak jarang melibatkan banyak orang seperti
yang terjadi pada perkembangan negara berkembang menjadi negara maju sehingga
turut meningkatkan taraf kehidupan banyak warganya.
2.
Mudah-tidaknya individu atau sekelompok individu melakukan mobilitas sosial tergantung pada
struktur sosial masyarakatnya.
3.
Mobilitas sosial menimbulkan kecemasan
dan ketegangan. Pada
masyarakat dimana struktur sosialnya terbuka, individu senantiasa mengalami
kecemasan akan kehilangan hak-hak yang dimiliki bila terjadi penurunan status,
sehingga hampir seluruh waktunya mungkin dihabiskan untuk berupaya
mempertahankan kedudukan. Sebaliknya, juga muncul ketegangan dalam mempelajari
peran baru jika terjadi kenaikan status.
4.
Perubahan dalam mobilitas sosial ditandai
oleh perubahan struktur sosial yang meliputi hubungan antar individu dalam kelompok dan antara individu
dengan kelompok. Dalam hal ini, sering terjadi keretakan hubungan antar anggota
kelompok primer, karena ada anggotanya yang berpindah ke status yang lebih
tinggi ataupun lebih rendah.
KRIMINOLOGI
KRIMINOLOGI
1. Teori Yang Menjelaskan Kejahatan Dari
Perspektif Biologis
Penelitian
modern yang berusaha menjelaskan faktor-faktor kejahatan biasanya dialamatkan
pada Cesare Lembroso ( 1835-1909) seorang ilmuan Italia. Era Lambroso juga
menandai pendekatan baru dalam menjelaskan kejahatan, yaitu dari mazhab klasik
menuju mazhab positif. Perbedaan paling segnifikat antara mazhab klasik dan
mazhab positif adalah adalah bahwa yang terakhir tadi mencari fakta-fakta empiris
untuk mengkonfirmasikan gagasan bahwa kejahatan itu ditentukan oleh berbagai
faktor.
Para
positifis pertama diabad ke -19, misalnya mencari faktor itu pada akal dan
tubuh sipenjahat. Para tokoh biologis tertarik pada perbedaan-perbedaan yang
terdapat pada individu, Terutama penelitian yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
biologis semacam lembraso, Rafaelle Garofalo serta Charles Goring, dalam upaya
penelusuran guna menjawab pertanyaan tentang tingkah laku kriminal.
2. Penjelasan Biologis Atas Kejahatan
Auguste Komte
( 1798-1857), sosiologi Prancis, membawa pengaruh penting bagi tokoh-tokoh
mazhab positif ( termasuk mazhab biologis ). Meskipun tokoh paling terkenal
dari pendekatan ini adalah Lembroso, namun sebenarnya ia dapat menelusuri
hingga abad ke-16 yaitu ketika Giambatista della Porta ( 1535-1615) menemukan
physognomi, yaitu study tentang bentuk-bentuk muka dan hubungannya dengan
tingkah laku manusia. Usaha porta ini dihidupkan kemabali oleh Johan Caspar
laveter ( 1741-1801), tokoh dari Prenologi tersebut menjelaskan bahwa
benjolan-benjolan pada otak merupakan indikasi dari kecenderungan sosiologis
yang akan mempegaruhi tingkah laku seseorang.
Jadi, pada
abad ke -19, ilmu pengetahuan physiognomi telah memperkenalkan faktor-faktor
biologis tertentu ke dalam studi tentang sebab-sebab kejahatan.
3. Teori-Teori yang Mencari Sebab Kejahatan Dari
Aspek Fisik ( Biologi Kriminal )
1. Cesare Lombroso ( 1835-1909)
Seorang
dokter ahli kedokteran kehakiman merupan tokoh yang paling penting dalam
mencari sebab-sebab kejahatan dari ciri-ciri fisik ( biologis) penjahat dalam
bukunya The Kriminal Man sehingga dia sering dipandang
sebagai “Bapak Kriminologi” moderen dan pelopor mazhab positiv.
Lombroso
melakukan studinya tentang hubungan kejahatan dan tubuh manusia. Pada tahun
1876 dengan terbitnya buku “ The Kriminal Man”. Kriminologi beralih secara
permanen dari filosofi abstrak tentang penaggulangan kejahatan melalui
legislasi menuju suatu studi moderen penyelidikan mengenai sebab-sebab
kejahatan.
Pokok-pokok
ajaran Lombroso :
Menurut
Lombroso, penjahat adalah orang yang mempunyi bakat jahat. Bakat jahat tersebut
diperoleh karena kelahiran, yaitu diwariskan dari nenek monyang. Dan bakat
jahat tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri biologis tertentu, seperti muka
yang tidak simetris, bibir tebal, hidung pesek. Bahwa bakat jahat tersebut
tidak dapat diubah, artinya bakat jahat tersebut tidak dapat dipengaruhi.
Dalam
melakukan studinya, Lombroso
mengobservasi karakter fisik seperti kepala, tubuh, tangan, dan kulit dari
tahanan Italia dan membandingkannya dengan tentara Italia. Menyimpulkan bahwa
para kriminal secara fisik berbeda dari warga yang taat hukum dan perbedaan ini
menunjukkan penyebab-penyebab biologis dari tindakan kriminal Seorang yang
terlahir sebagai pelaku kriminal bisa diidentifikasi dengan kepemilikan
“stigmata” tertentu yang terlihat sebagai contoh, ketidaksimetrisan wajah atau
kepala, telinga yang lebar seperti telinga kera, bibir yang lebar, dagu yang
mundur, hidung yang memelintir, tulang pipi yang menonjol, tangan yang panjang,
kerutan kulit yang menonjol, dan jari-jemari atau jempol yang besar. Lelaki
dengan lima atau lebih dari anomali fisik ini ditandai sebagai seorang yang
terlahir kriminal. Pelaku kriminal wanita juga terlahir kriminal, tetapi wanita
bisa dikenali dengan sedikitnya tiga anomali. Seorang terlahir kriminal adalah
suatu “atavism”. Lombroso memberi teori, sebuah kemunduran pada sebuah tahapan
awal evolusi manusia.
Pengaruh
Teori Lombroso :
Pengaruh
Positif : timbulnya perhatian para ahli hukum pidana dalam memandang penjahat
sebagai subyek dan bukan hanya sebagai obyek belaka. Akibatnya mulai
diperhatikan aspek-aspek sebyektif dari sipelaku, diamping dapat dipandang
sebagai mendorong perkembangan ilmu psikiatri.
Pengaruh
Negatif : timbulnya sikap penegak hukum khususnya hakim yang berprasangka
terhadap terdakwa yang dianggap memiliki ciri-ciri penjahat, sehingga akan
merugikan terdakwa.
Kritik
Terhadap Ajaran Lombroso :
Kritik
yang utama datang dari mazhab lingkungan a.l.A Lacassagne, L. Manouvrier, G.
Tarde, yang menekankan pentingnya faktor lingkungan dari suatu tindak
kejahatan. Ucapan yang terkenal dari tokoh ini adalah “ Masyarakat mempunyai
penjahat sesuai dengan jasanya”. Ini berarti bahwa tergantung dari masyarakat
sendiri dalam usahannya menghadapai kejahatan yang ada, sedangkan penjahat
dianggap kurang berperan. Dia membandingkan penjahat sebagai bakteri, apakah
bakteri tersebut kan berkembang atau tidak tergantung tempat bakteri tersebut
diletakkan, kalau ditaruh ditempat yang steril maka tidak dapat berkembang,
dalam hal ini masyarakat diumpamakan sebagai tempat untuk meletakkan bakteri
tersebut.
Kritik-kritik
yang menunjukkan kelemahan-kelemahan dari ajaran biologi kriminal tersebut
telah mengakibatkan ditinggalnya ajaran biologi kriminal dan untuk sementara
digantikan oleh ajaran yang melihat lingkungan sebgai sebab utama timbulnya
kejahatan.
2. Charles Buchman Goring ( 1870-1919)
Seorang
pegawai medis penjara berkebangsaan Inggris, menerbitkanThe English Convict
pada 1913. Membandingkan tahanan setempat tinggal dengan orang-orang yang belum
lulus universitas, tentara, profesor, dan pasien rumah sakit.
Lombroso
salah: tidak terdapat suatu hal sebagai tipe kriminal fisik. Goring menemukan
perbedaan statistik yang signifikan (meskipun sementara mengontrolnya dalam
kelas sosial dan usia) antara para tahanan dan masyarakat sipil dalam dua
karakteristik bentuk tubuh dan berat badan. Studi Goring menjadi gambaran bagi
beberapa sarjana sebagai pendefinisian reputasi dari teori Lombroso. Tetapi
Goring mendukung sebagian teori Lombroso bahwa kriminal dilahirkan dengan
tanda-tanda kriminal. Teorinya sendiri melewatkan faktor-faktor sosial pada
kriminal dan menjelaskan bahwa para kriminal secara inheren lebih rendah dari
warga yang taat hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso,
Zulfa., Kriminologi, Jakarta : Rajawali Pers, 2010.
Soekanto,
Soejono, et all., Kriminologi
Suatu Pengantar, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1986