Penggunaan Gadget oleh Anak Perlu Pengendalian dari Orang Tua
Oleh: Hadrianus Oswin
Jaya Yonata
Setiap manusia
yang ada di dunia pasti pernah mengalami perubahan, baik dari aspek biologis, psikologis,
maupun sosialnya. Hal demikian dalam studi sosiologi disebut manusia hidup
secara dinamis. Kedinamisan manusia dari waktu ke waktu senantiasa membawa
kesan tersendiri di eranya. Sebagai contoh, pada zaman modern ini, kehidupan
manusia dihadapkan pada sesuatu pilihan yang kompleks. Kompleks dalam hal ini
dapat dimaknai secara sederhana dengan pertanyaan demikian,”Apa sih yang tidak
ada di zaman ini?” Pertanyaan ini dapat bermakna luas, tergantung sudut pandang
yang memahaminya. Tetapi, pada fokus gagasan disini, makna kalimat tanya
tersebut condong pada kehidupan sosial di era yang serba ada, alias era
globalisasi.
Masyarakat era
globalisasi dewasa ini telah mengalami situasi yang rumit dipahami. Pada
sekelompok masyarakat ada yang dapat menikmati buah duniawi dari situasi
global, akan tetapi begitu miris ada masyarakat yang hanya menjadi korban
globalisasi. Sebagaimana yang dipahami dalam kajian sosiologi, globalisasi
merupakan persamaan kondisi elemen manusia, dimana batas-batas administratif, struktur
sosial, maupun kasta tidak menjadi sesuatu yang penting. Intinya, semua elemen
masyarakat dapat mengakses apapun yang disuguhkan oleh zaman, sehingga
masyarakat dari berbagai umur, kalangan, kelompok, dan lainnya semua bisa
merasakan efek globalisasi.
Perlu dipahami
pula, dalam globalisasi terdapat hubungan erat dengan kemajuan teknologi.
Penekanan yang tampak antara hubungan keduanya dapat dilihat dari periodik
waktu. Dimulai dari awal revolusi industri yang terjadi di Inggris pada akhir
abad 19 silam hingga sekarang, teknologi tampak semakin canggih. Kemajuan
teknologi ini dapat terjadi karena pengembang teknologi tidak hanya di Inggris,
tetapi juga menyalur ke Negara-negara lain. Kemajuan ini perlu disyukuri, namun
juga perlu direfleksikan,”Apakah penggunaan teknologi dewasa ini sudah bijak?”
Kebijakan
penggunaan teknologi menjadi perhatian penting akhir-akhir ini. Teknologi
memang memudahkan segalanya, terlebih dalam hal komunikasi. Saat ini kemudahan
teknologi komunikasi semakin komplit. Mengingatkan kembali diawal tahun 2000-an
alat komunikasi seperti handphone hanya dapat digunakan untuk telpon dan sms.
Saat ini 15 tahun berjalan kemajuan teknologi komunikasi ini semakin
menjadi-jadi. Maksud dari pernyataan tersebut, alat komunikasi seperti handphone
dewasa ini tidak hanya dapat digunakan telpon dan sms. Seperti yang diketahui,
handphone saat ini berbasis seperti computer, dimana hal apapun dapat dilakukan
dari benda satu ini. Sebagai contoh, untuk berkomunikasi tinggal menggunakan
fitur jejaring sosial, bermain dengan menggunkan aplikasi game yang ada, bahkan
sampai kegiatan jual beli dapat dilakukan oleh benda ini.
Kenyataan yang ada
pada alat komunikasi tersebut memang tidak dapat dipungkiri kecanggihannya,
akan tetapi pernahkah terlintas dalam pikiran bahwa secara perlahan manusia
digiring ke dalam jebakan individualism. Individualisme memiliki makna, bahwa
manusia mementingkan kepentingan sendiri, dan melupakan aspek-aspek sosial yang
lebih penting. Fakta kondisi sosial manusia dewasa ini jika dipahami secara
visioner dapat menjadi ancaman. Ancaman ini semakin tampak ketika anak
dikenalkan alat komunikasi terkini dan dari segi usia anak tersebut belum
matang menerimanya. Hal ini secara tidak langsung mendidik anak untuk menjadi
pribadi yang individualis. Pengenalan akan teknologi memang penting, namun
pengenalan akan proses sosialisasi lebih penting. Proses sosialisasi artinya
pengenalan individu akan nilai dan norma yang ada di masyarakat melalui proses
interaksi dengan sesamanya. Tetapi, kendala pengenalan akan teknologi yang
terlalu dini pada anak, dapat menimbulkan efek yang negatif. Maksud baik orang
tua supaya anak dapat mengikuti perkembangan teknologi, tetapi dalam fakta yang
ada anak semakin kecanduan teknologi. Apabila ada teknologi baru, harus beli,
ada baru lagi, beli lagi. Hal demikian dinamakan korban teknologi. Fakta lain,
kemudahan akses internet di benda ini menimbulkan bahaya lain. Melalui
kemudahan akses internet, anak jadi mengetahui apa yang seharusnya belum dia
ketahui, seperti situs porno, perjudian online, dan lainnya. Teknologi
komunikasi juga melemahkan perkembangan kepribadian anak. Anak yang seharusnya
tumbuh dan berkembang bersama dalam kehidupan masyarakat, terhambat di depan
layar 4 inchi sampai 7 inchi. Mereka lebih asyik bermain memencet gadget
masing-masing dibandingkan bermain bersama teman sebayanya.
Oleh sebab itu,
teknologi memang sesuatu yang penting bagi kemajuan kebudayaan manusia, namun
penggunaan teknologi perlu disikapi secara bijak. Pengenalan teknologi kepada
anak-anak oleh orang tua juga perlu mendapat pengawasan yang preventif. Hal ini
dapat dimaknai anak boleh saja bermain gadget, tetapi control orang tua seperti
waktu mainan gadget, apa saja yang dilakukan anak dengan alat tersebut perlu
diawasi betul. Melalui pengawasan yang cerdas oleh orang tua, penyalahgunaan
pemakaian gadget oleh anak dapat dicegah. Jadi jangan sampai membiarkan anak
bermain gadget secara bebas, sehingga mengganggu kehidupan sosial seperti
penyimpangan nilai dan norma, maka orang tua perlu melakukan pengendalian
sosial kepada anak-anaknya guna menghindari penyimpangan tersebut.
0 Response to "Penggunaan Gadget oleh Anak Perlu Pengendalian dari Orang Tua"
Post a Comment